Pekanbaru, Rabu (11/12) – Universitas Sains dan Teknologi Indonesia (USTI) kembali menjadi pusat perhatian publik dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Budaya Melayu bertajuk “Revitalisasi Tulisan Arab Melayu sebagai Jati Diri Masyarakat Riau”. Acara ini berlangsung di YKR Convention Hall USTI, Jalan Purwodadi Indah, Panam, Kota Pekanbaru, dan dihadiri sejumlah tokoh budaya dan akademisi terkemuka. Target peserta utamanya adalah mahasiswa pada umumnya yang sekaligus sebagai generasi penerus di masa depan. Total mahasiswa peserta adalah 101 orang yang berasal dari berbagai program studi. Selain itu juga hadir undangan dari Balai Bahasa Provinsi Riau, IKADI Riau, dan Dinas Perpustakaan Riau.
Para narasumber yang dihadirkan memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya melestarikan tulisan Arab Melayu. Hadir dalam acara ini: Prof. Dr. Hj. Hasnah Faizah Ar, M.Hum. (Guru Besar Humaniora Universitas Riau), Dr. Ellya Roza, M.Hum. (Filolog Riau), Fadillah Om, S.Ag (Pakar Arab Melayu), serta Rusli Zainal, S.Hum. (Pemerhati Kebudayaan Melayu Riau).
Seminar ini dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Hj. Zahrona Harahap, S.Sos, MM, yang mewakili Pj. Gubernur Riau. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Riau (Pemprov) terhadap pelestarian budaya Melayu.
“Pemerintah sangat mendukung upaya revitalisasi budaya sebagai warisan tak ternilai. Tulisan Arab Melayu harus tetap menjadi identitas yang mengakar di masyarakat Riau,” ungkap Zahrona.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Harris Simaremare, ST, MT, Ketua Yayasan Komputasi Riau. Ia menekankan bahwa kemajuan peradaban selalu seiring dengan perkembangan sastra.
“Ke depan, USTI akan menjadikan budaya Melayu sebagai darma keempat, melengkapi Tri Darma perguruan tinggi. Kami juga berencana membangun pusat artefak Melayu Riau, yang telah didukung oleh anggota DPD RI, K.H. Muhammad Mursyid, M.Pdi,” ujar Harris.
Rektor USTI Dr. Lusiana, S.Kom, M.Kom, yang diwakili oleh Wakil Rektor II, Unang Rio, M.Kom, menyambut positif terselenggaranya acara ini. Menurutnya, pelestarian budaya Melayu adalah langkah strategis menghadapi tantangan modernisasi.
Lebih jauh, Rusli Zainal, S.Hum., selaku pemerhati kebudayaan Melayu Riau, menyoroti kondisi tulisan Arab Melayu yang semakin jarang dikenal.
“Melalui seminar ini, kami ingin menghidupkan kembali tulisan Arab Melayu agar generasi muda dapat memahaminya sebagai warisan budaya yang penting,” jelas Rusli.
Seminar ini juga dimeriahkan dengan pembacaan Gurindam 12, karya Raja Ali Haji, oleh Hermansyah, SS, MA (Sastrawan Riau) dan Juswandi, SS, MA (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unilak), yang menambah nuansa syahdu dan mengingatkan kembali pada nilai-nilai kearifan lokal Melayu.
Dengan terselenggaranya seminar ini, USTI menunjukkan komitmen nyata untuk menjaga dan mengembangkan identitas budaya Riau. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai warisan nenek moyang. STMIK Amik Riau boleh saja berganti identitas menjadi USTI, tetapi semangat dan komitmentnya akan tetap sama.
#BudayaMelayu #ArabMelayu #USTIPekanbaru #SeminarNasional